Dies Natalis ke 32 UPI YPTK Padang Gelar Syukuran
Rabu 17 Mei 2017, Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang Genap Berusia 32 Tahun. Pada kesempatan tersebut Keluarga Besar UPI YPTK Padang mengelar Syukuran dalam rangkaian Dies Natalis ke 32. Kegiatan ini diawali dengan Sidang Terbuka Senat Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, yang dipimpin oleh Rektor UPI YPTK Padang Prof. Dr. Sarjon Defit, M.Sc.
Pendiri dan pencetus ide berdirinya Universitas Putra Indonesia YPTK Padang, H. Herman Nawas memberikan sambutan dihadapan civitas akademika, Koordinator Kopertis Wilayah X, Mitra UPI YPTK Padang, anak-anak yatim kota Padang yang hadir di UPI Convention Center, kampus UPI YPTK, Lubuk Begalung- Padang. Sambutan H. Herman Nawas membuat hadirin menangis haru. Di hadapan ribuan peserta sidang terbuka Dies Natalis, H.Herman Nawas menceritakan perjuangannya mendirikan UPI YPTK 32 tahun yang lalu.
Tahun 1985 YPTK Padang hanya memiliki Akademi Manajemen Informatika Komputer (AMIK). Meski saat itu menjadi AMIK satu-satunya di Sumatera, namun usahanya membangun kampus mendapat cibiran dan berbagai pihak. “Saya, Herman Nawas sempat dicibir oleh banyak orang karena ide yang Think out of the box membuat sekolah komputer di Padang, H.Herman Nawas ditolak oleh bank. Pernah suatu kali ingin bertemu dengan pimpinan bank, orangnya dibilang tidak ada, padahal kita mendengar ada suaranya di dalam ruangan,†ujar Herman Nawas.
Namun semua hal itu menjadi motivasi bagi H. Herman Nawas untuk terus membesarkan kampus yang dibangunnya dari nol tersebut. Hingga akhirnya berkembang pesat dengan berbagai prestasi dan capaian yang telah dihasilkan oleh civitas akademika.
Dalam membangun UPI YPTK Padang, menurut Herman Nawas, dalam doanya usai tahajud dia selalu memohon agar kampus kecil itu bisa menjadi universitas yang terkemuka di Sumatera Barat. Akhirnya, tahun 2001, AMIK, STMIK, STIE yang sudah berdiri diresmikan menjadi universitas dengan nama UPI YPTK Padang. Banyak kisah-kisah keberhasilan yang sudah diukir UPI YPTK. Salah satunya, banyak alumni UPI YPTK yang dulu hanya mahasiswa STMIK, sekarang sudah menjadi guru besar ilmu komputer dan memimpin UPI. Banyak juga dosen yang anak-anaknya pun juga sudah menjadi dosen di UPI.
Kepada seluruh anak-anak, menantu, dosen, civitas akademika dan seluruh mahasiswa Herman Nawas berpesan beberapa hal. Yaitu, agar tidak pernah sombong, selalu bersyukur kepada Allah SWT, berpegang kepada Al Quran dan Hadits. “Jangan lupa usahakan shalat tahajud setiap malam,†imbaunya.
Kata Herman Nawas, dalam membesarkan UPI, dia senantiasa berkomitmen menanamkan nilai-nilai akhlak dan qurani kepada mahasiswa. Selain itu, semua karyawan dan dosen senantiasa dibiasakan untuk menyumbangkan penghasilan untuk anak yatim dan fakir miskin.
Saat menyampaikan sambutan, Herman Nawas membacakan beberapa ayat Al Quran sambil menangis. Menurutnya, ayat-ayat yang dibacakannya benar-benar dalam maknanya dan itu kunci bagi dirinya dalam membangun UPI YPTK dan mendidik anak-anaknya, yaitu tidak boleh sombong, selalu bersyukur dan berpegang kepada Al Quran dan Hadits.***